
JURNALIS KALBAR – Pengamen cilik berkebutuhan khusus usia 9 tahun meregang nyawa secara mengenaskan di kolong Jembatan Landak, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, diduga mengalami penyiksaan dilakukan pacar ibunya, pria berinisial APR.
Di hadapan petugas kepolisian ibu korban, mengungkapkan apa yang menimpa putranya. Dalam pengakuannya yang mengiris hati, ia membeberkan kronologi penyiksaan yang dialami anaknya hingga tewas dipelukannya.
“Saya dan anak saya dipukul gara ngamen dan lama menyiapkan makan. Kemudian Karena makan lama, anak saya langsung ditinju pipinya sampai bibirnya pecah. Habis itu dipukuli pakai kayu, bahkan diinjak-injak!” ungkap sang Ibu dengan suara gemetar, Rabu (28/05/2025)..
Tubuh sang bocah dipenuhi lebam. Wajah membiru. Luka di sekujur tubuh. Semua itu, akibat dari perlakuan APR yang selama ini kerap melampiaskan amarahnya pada anaknya.
“Setiap hari anak saya dipukul, hanya karena kencing sembarangan atau buang air. Pakai tinju, kayu, bahkan diinjak. Saya juga ikut dipukul. Tapi anak saya yang paling parah,” lanjutnya.
Yang lebih mengerikan, ia mengaku bahwa pelaku pernah berniat membunuh anaknya secara terang-terangan.
“Dia bilang ke saya, ‘Dibunuh aja ya, biar nggak nyusahin kita.’ Saya langsung bilang jangan! Itu anak saya, saya kandung sembilan bulan,” bebernya.
Tragedi ini terjadi di bawah Jembatan Landak, tempat mereka biasa beristirahat setelah mengamen. Lokasi itu kini menjadi saksi bisu kekejaman yang merenggut nyawa bocah tak berdosa.
Pihak kepolisian telah turun tangan. Pelaku APR ditangkap dan ditahan, saat ini sedang dalam proses pemeriksaan. (zrn)